LOGIKA UANG HARAM DIMAKAN SETAN
Alam semesta dan isinya telah diatur dengan algoritma super canggih. Hukum Sebab Akibat atau Tabur Tuai adalah salah satunya. Tahun 2001-an, 2 tahun setelah merintis usaha yang kedua dan cukup stagnan, akhirnya saya menyerah oleh ajakan rekan (Singaporean) saya untuk melakukan lobi-lobi ala jahiliyah. Kehidupan malam dan suap jadi senjata ampuh untuk mendapatkan order. Tak ada yang patut dibanggakan, walau order mulai berdatangan. Gampang saja: karaoke, traktir cewek, dapat orderan. Gak perlu pakai otak berlebih..!
Meski saya tak menyentuh alkohol dan wanita, tetap saja terkontaminasi lingkungan. Nilai-nilai yang saya pegang mulai luntur. Yang tadinya deg-degan merasa berdosa saat menemani, menjadi kebiasaan, enjoy ajah.. Untung saja saya punya pantangan masuk ke pemerintahan, jadi tak terlacak KPK.
Saat bisnis bertumbuh, salesman pun bertambah. Proses delegasi dimulai. Mengajarkan ajaran setan kepada bawahan. Mereka pun menikmati. Hingga saat saya lengah dan mulai delegasikan pembagian uang haram para klien kepada bawahan, terjadi banyak manipulasi di dalamnya. Pemalsuan laporan keuangan, mark-up harga, sampai uang ‘saku’ klien juga ditilep. Reaksi spontan tentu menyalahkan mereka. Merasa diri ditipu, dikhianati, dimaling.
Alhamdulillaah Allah masih sayang, dibangkrutkan hingga minus miliaran. Habis sudah duit haram, saatnya kembali pada kebenaran. Sejak saat itu saya cetuskan “No KKN, No Night Entertainment”.
Menengok ke belakang, siapa yang patut disalahkan? Ya saya sendiri sebagai bos.
1. Mentoleransi nilai-nilai setan.
2. Melakukan perbuatan haram.
3. Mengajarkan karyawan berbuat haram, menciptakan setan-setan.
4. Uangnya dimakan setan.
S.A.H…!
“Ahh itu kan kejadian Mas J aja, buktinya aku masih KKN tambah kaya tuh..” >> Justru harusnya jangan bangga, karena jadi putra mahkota setan. Kesombongan menutup pintu hidayah..
“Manusia belajar dengan waktu dan kejadian, itupun jika ia mau mengalahkan egonya..”
Suber foto: http://bit.ly/1OtBJIF

Komentar