KENAPA BISA BANGKRUT ATAU GAGAL? (tulisan 2 dari 2)

Jadi sudah wajar apabila seorang yang mengambil tantangan lebih tinggi, maka punya resiko untuk jatuh, betul? Nah, lebih dalam lagi, mari kita telusuri 3 Faktor “Kenapa kita Gagal atau Bangkrut”? 3 Faktor ini saya ambil dari buku saya kedua: Kitab AntiBangkrut, namun dengan tulisan bebas saya..

1. FAKTOR BUMI 
Allah menurunkan aturan-aturan di alam semesta (sunatullah), seperti sebab akibat, gravitasi, pemasaran, manajemen, biologi dan tak terhingga lainnya. Masing-masing hukum alam tersebut masih bisa bergeser dikarenakan suatu kejadian/kondisi tertentu. Misalnya: ilmu pemasaran menjadi bergeser dan berantakan saat hadirnya internet, apalagi social media. Peta persaingan tak hanya toko tetangga seberang, namun juga di pulau dan benua lain.

Kekurangan kita dalam ‘ilmu bumi’ menjadi salah satu faktor kegagalan kita. Antisipasinya? Ya belajar lebih detail bidang/pekerjaan yang akan kita terjuni. Update ilmu terbaru seperti meng-update operating system (OS) secara berkala. Apa yang Anda pelajari tahun lalu, bisa jadi sudah usang di tahun ini.

Saya juga berkomitmen mengikuti training setidaknya 2 kali dalam setahun. Training ya, bukan seminar sehari. Selain itu, gadget saya juga penuh aplikasi pembelajaran. Ada perasaan berdosa, jika saya tak bertumbuh tiap harinya.

2. FAKTOR MANUSIA
Seringkali, kita sudah tahu ilmunya, ehh masih dilanggar. Sudah tahu kalau bagian kasir harus dipisah dengan bagian akunting (laporan keuangan), ehh masih juga dilanggar. Jadilah manipulasi laporan keuangan. Sudah tahu kalau kebanyakan tenaga penjual punya kecenderungan kurang bisa mengelola uang, ehh masih aja duit menginap. kecolongan deh. Sudah tahu ketegasan itu hal yang mutlak bagi seorang pemimpin, masih over dosis toleransi, karena ‘gak enakan’. Jadilah virus merajalela..

3. FAKTOR LANGIT
Sesempurna ikhtiar kita pun, tak ada hak sedikit pun bagi kita untuk menentukan hasil. Karena hasil adalah Hak Mutlak Allah. Maka dari itu, bertawakal harusnya diletakkan sebelum berikhtiar. Berpasrah apapun hasilnya, kemudian menyempurnakan ikhtiar. Memang benar banyak amalan yang dapat mempermudah jalan rejeki kita, namun tetap itu bukan hak kita untuk menuntut balas atas amalan kita. Apalagi, kita tak tahu mana yang terbaik bagi kita dimasa mendatang, kenapa harus mengatur keputusan Allah?

Tugas kita dalam memperbaiki faktor langit adalah dengan ‘mencari muka’ kepada Sang Pencipta, yaitu dengan melakukan segala perintah dan menjauhi segala larangan, ditambah sunnah dari nabi yang menjadi kekasih-Nya.

Dengan memahami ketiga faktor tersebut, justru harusnya kita semakin lebih yakin dan berani melangkah. Karena setiap kegagalan kita akan menjadi pertumbuhan mental dan spiritual kita. Semoga kita dapat membersihkan hati, melompat bukan untuk sekadar mengejar pencapaian duniawi, apalagi pembuktian kepada manusia, tapi diniatkan ibadah untuk terus bertumbuh dan belajar ilmu Allah, yang diturunkan di bumi.

Bukan ustad, bukan motivator, juragan ajah.. hehe..

Komentar

About Author

Jaya Setiabudi

Bukan ustad, bukan motivator, juragan ajah.. | Pengarang buku best seller The Power of Kepepet & Kitab AntiBangkut | Pendiri Young Entrepreneur Academy | Owner Yukbisnis.com | Pengusaha dengan jam terbang lebih dari 15 tahun | Contact person: 082121204555