JANGAN BURU-BURU REKRUT RESELLER

12728874_949780765100052_1523461957333771970_n

Reseller adalah pasukan yang powerful untuk mendorong penjualan produk Anda. Apalagi kalau diotak-atik insentif dan bonusnya, hingga membuat mereka seperti Pasukan Bayaran (Soldier Fortune) yang haus darah. Ganasss..! Omzet Anda bisa jadi melejit dengan pasukan reseller. Naik terus dan menyebar ke banyak kota dengan cepat. Hingga membuat Anda pun memutuskan untuk membesarkan kapasitas produksi Anda. Bagusnya, orang Indonesia baik-baik, kalau produk masuk kategori ‘biasa banget’, konsumen cenderung diam, gak cuap-cuap. Jeleknya, mereka pergi begitu saja, tanpa memberikan feedback. Terjelek adalah mereka cuap-cuap di media sosial, kalau produknya terkategori super mengecewakan.

 

Produk biasa yang dipromosikan (pull) dan atau dijual (push) dengan luar biasa, akan menghasilkan penjualan yang fantastis. Hingga suatu saat, omzet terus menukik. Bingung tak tahu apa sebabnya. Dikira jin pesaing yang bertindak, pergi ke dukun, tambah nukik, uang tak kembali juga.

Kenapa?

Saat saya tanya, “Apakah prosentasi pelangganmu yang repeat order besar?”
Dia menjawab, “Gak tahu Mas J, kan penjualan hampir semua via reseller”.

Data itu Penting..!!

 

Maka dari itu kenapa saya menyarankan, jangan buru-buru untuk rekrut reseller atau melalui saluran distribusi lain, sebelum melalui uji ngangenin. Jika via reseller, bisa orang yang beli dikarenakan kepandaian reseller dalam menjual. Jika via saluran distribusi konvensional, bisa saja larisnya karena promosi yang gencar atau kemasan yang menjual. Bukan karena produknya Ngangenin.

Jangan Abaikan Uji Ngangenin

 

Solusinya adalah, tuntaskan PR Uji Ngangenin, sebelum melangkah ke fase berikutnya (kemasan, merek, saluran D&P). Turun tangan dan lakukan Uji Ngangenin sendiri, agar Anda mendapat feedback secara langsung dari pelanggan. Perbaiki – Uji lagi – Feedback – Perbaiki terus, hingga mayoritas target pasar Anda puas dengan produk Anda. Barulah masuk ke fase berikutnya.

Kepuasan pelanggan itu gampang ngukurnya >> Re-Order. Kecuali untuk produk/jasa yang tak ada pilihan/kompetitor, seperti PLN, tak perlu uji ngangenin. Gak ada pilihan..! Jangan berharap kata-kata manis dari konsumen. Justru feedback yang keras lebih dibutuhkan untuk perbaikan produk Anda. Riset memang mahal, namun layak diperjuangkan sebagai fondasi yang kokoh. Sekali produk unggulan ditemukan, penghasilan Anda akan tujuh turunan. Slow but sure..

 

The Power of Content

Belajar dari MLM yang produknya pas-pasan, tapi mengunggulkan bisnis model dan peluang usahanya saja, maka mereka akan cepat tumbang. Sebaliknya, MLM yang fundamental produknya bagus, tetap bertahan, meski sistem jaringannya sudah ketinggalan. omzet bukan ukuran kesuksesan seorang pebisnis, tapi seberapa dia mampu memuaskan pelanggannya. Bukankah sebaik-baiknya manusia yang bermanfaat bagi orang lain? Bukan memanfaatkan orang lain? Berlimpah berkah dan doa, bukan serapah.

 

Video-book BLL bisa diorder disini >> http://yuk.bi/t21008

Komentar

About Author

Jaya Setiabudi

Bukan ustad, bukan motivator, juragan ajah.. | Pengarang buku best seller The Power of Kepepet & Kitab AntiBangkut | Pendiri Young Entrepreneur Academy | Owner Yukbisnis.com | Pengusaha dengan jam terbang lebih dari 15 tahun | Contact person: 082121204555

Attachment